Pendiri Tesla yakni Elon Musk baru saja membeli bitcoin senilai $1,5 milliar dollar AS. Bersamaan dengan keputusannya, nilai mata uang kripto melambung tinggi.
Melansir dari The Guardian, Selasa (9/2), Elon Musk mengatakan kalau bitcoin ini akan jadi alat pembayaran untuk pembelian produk tesla.
Istilah bitcoin sebenarnya sudah populer belakangan sebagai uang digital. Berawal dari tahun 2009, di mana bitcoin diperkenalkan pertama kali oleh sosok misterius bernama Satoshi Nakamoto.
Seiring perkembangan uang kripto, antusias kepemilikan bitcoin semakin meningkat. Hal ini karena krisis cyprus yang terjadi pada 2013 lalu, membuat permintaan bitcoin meningkat.
Banyak orang beramai-ramai menjajal peruntungan lewat bisnis bitcoin. Nilai per coin yang tinggi jadi daya tarik tersendiri.
Bagi yang tertarik mencoba peruntungan di bisnis ini, kamu perlu mengenal bisnis bitcoin lebih dulu. Supaya dapat menurunkan risiko kerugian.
1. Siapa yang bertanggung jawab terhadap keamanan bitcoin?

Bitcoin menerapkan sistem desentralisasi, di mana tidak ada penanggung jawab atas transaksi yang dilakukan dengan uang kripto tersebut. Sehingga rawan transaksi ilegal dan penipuan, mengatasnamakan investasi dengan keuntungan menggiurkan.
Di awal kemunculan, hal ini menjadi kekhawatiran bersama, terutama pengguna awam yang belum paham cara penggunaan bitcoin.
2. Cara pemakaian

Sistem peer-to-peer, memudahkan transaksi tanpa perantara. Ini jadi daya beli masyarakat, khususnya kaum millennial, yang mengedepankan kecepatan dan kemudahan. Kalau ingin berbelanja, tinggal melakukan transfer bitcoin ke dompet yang dituju.
Setelah itu, setiap transaksi akan dicatat dan diverifikasi ke tempat penyimpanan milik bersama yaitu blockchain. Dan hanya alamat dompet digital saja yang terlihat ketika melakukan pembayaran. Bagi sebagian orang, privasi sangat diutamakan.
Namun, penggunaan sebagai alat transaksi di Indonesia telah dilarang keras oleh Bank Indonesia melalui peraturan menteri perdagangan no. 99 tahun 2018.
3. Nilai mata uang

Sejak kehadirannya di pasar uang, nilai bitcoin naik secara signifikan. Mulai dari 14.000 per koin hingga saat ini mencapai 600 juta. Namun nilai ini terus naik turun, bergantung pada demand and supply di suatu negara.
Apabila tren bitcoin telah memudar maka bisa saja harga per koin turun. Begitu pula, jika pedagang bitcoin kekurangan persedian, nilai bitcoin bisa meningkat.
4. Cara mendapatkan bitcoin

Pembelian bitcoin dapat dilakukan dengan cara online maupun offline. Sekarang ini, banyak perusahaan cryptocurrency yang menyediakan jasa jual beli bitcoin. Kalau secara daring pilih aplikasi terpercaya, selanjutnya buka rekening dan lakukan setoran awal.
Setelah memiliki aset uang kripto, pengguna bisa menjual kembali dengan memperhitungkan nilai pasar.
5. Faktor risiko

Setiap investasi seperti saham atau emas memiliki bentuk fisik dan umumnya memiliki asuransi dari perusahaan sekuritas. Namun, berbeda dengan bitcoin, karena tidak ada badan yang mengawasi maka semakin tinggi faktor risiko kehilangan. Baik karena sistem ataupun human error.
Misalkan lupa kata sandi ponsel atau komputer sehingga tidak bisa menggunakan pembayaran via bitcoin. Selain itu kerusakan sistem komputer berpengaruh pada dompet digital, sehingga saldo bitcoin tidak bisa dicairkan.
Memulai berinvestasi memang berisiko, maka dari itu lebih baik mengenal bisnis bitcoin terlebih dahulu. Sebab tanpa adanya otoritas yang menaungi maka risiko penipuan semakin besar.