Memahami tentang Oogenesis – Kehamilan adalah moment yang sangat ditunggu-tunggu oleh sepasang suami istri. Moment ini akan terjadi ketika sel telur yang dimiliki wanita bertemu dengan sel sperma yang dimiliki laki-laki.
Namun, tidak semudah itu prosesnya loh, Mom.
Untuk terjadi kehamilan, sel telur harus matang dan siap untuk dibuahi. Setelah itu, akan terjadi serangkaian proses yang panjang yang harus di lewati.
Proses inilah yang di katakan dengan “Oogenesis”.
Proses tersebut juga dapat dikatakan sebagai proses awal dari serangkai an reproduksi perempuan.
Untuk memahami tentang oogenesis lebih lanjut, OKEMOM akan memberikan penjelasannya.
Memahami Oogenesis Hingga Tahapan-Tahapannya
1. Pengertian Oogenesis
Oogenesis merupakan proses produksi dan pematangan sel telur wanita, yang terjadi didalam ovarium.
Oogenesis mulai terbentuk dan berkembang pada saat wanita berada pada janin ibunya, ketika usia kehamilan
berusia 7 minggu. Pada waktu tersebut sel telur dapat mencapai hingga 6-7 juta oosit primer.
Sayangnya, jumlah oosit primer yang banyak ini akan terus berkurang sampai janin lahir.
Dari semulanya berjumlah 7 juta oosit primer, semenjak dilahirkan oosit primer hanya tersisa sekitar 1-2 juta saja. Sel-sel telur ini juga akan berhenti berkembang sementara sampai memasuki usia pubertas.
Nah, setelah masa pubertas inilah oogonium akan aktif kembali untuk bekerja mengikuti siklus menstruasi.
2. Tahapan-Tahapan Oogenesis di Ovarium
Proses atau tahapan oogenesis berlangsung untuk pembentukan ovum pada reproduksi perempuan.
Berikut tahapan-tahapan oogenesis yang terjadi di ovarium:
1. Tahap Proliferasi (Perbanyakan)
Pada tahap ini terjadi secara berulang-ulang, dengan perhitungan gemetogonium membelah menjadi 2,2, menjadi 4,4, menjadi 8,8 dan seterusnya.
Sel benih primordial berdiferensiasi menjadi oogonium, setelah itu mengalami proliferasi untuk membentuk oosit primer hingga siap memasuki periode tumbuh.
2. Tahap Pertumbuhan
Perlu di ketahui bahwa, pada tahap ini oogenium akan tumbuh membesar menjadi oogonium.
Tahap pertumbuhan sangat memegang peran penting. Sebab sebagian besar dari substansi telur digunakan dalam perkembangan selanjutnya.
Diferensiasi juga terdapat pada periode pertumbuhan ini.
3. Pematangan
Mom, setelah terjadinya tahap pertumbuhan, oogonium I akan mengalami tahap pematangan yang berlangsung secara meiosis. Tahap meiosis ini merupakan tahap pembelahan yang terjadi 2 kali.
Hasil pembelahan meiosis I akan membentuk oogenuim II dan hasil meiosis II yang akan membentuk ootid.
4. Perubahan bentuk
Perubahan bentuk merupakan tahap terakhir dalam terjadinya oogenesis. Pada tahap ini, ootid yang terbentuk karena hasil meiosis II, akan mengalami perubahan bentuk menjadi gamet.
Ootid akan terus berkembang menjadi ovum apabila bertemu dengam spermatozoa (sel sperma).
Jika perubahan ootid tidak bertemu dengan sel sperma maka pembuahan tidak akan terjadi. Oleh karena itu, akan mengalami siklus oogenesis terulang kembali, hingga akhirnya akan mengalami menstruasi.
3. Faktor yang Mempengaruhi Oogenesis
Selanjutnya ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi oogenesis.
- Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone), hormon ini berfungsi untuk merangsang terjadinya ovulasi (proses pengeluaran sel telur atau ovum).
- Kedua Hormon Estrogen, hormon ini berfungsi untuk membantu pematangan folikel dan merangsang pertumbuhan alat kelamin sekunder.
- Ketiga Hormon Progesteron, hormon yang berfungsi untuk menebalkan dinding endometrium yang berperan dalam peluruhan ovum (menstruasi).
- Selanjutnya, Hormon LH (Luteinizing Hormone), merupakan suatu hormon yang berfungsi sebagai merangsang ovulasi (proses pengeluaran sel telur).
OKEMOM, jadi itulah seputar oogenesis hingga tahapan oogenesis.
Memahami tentang oogenesis menjadi hal yang harus diketahui, agar Mommy dapat mengajari anak perempuannya seputar oogenesis.