Memeriksakan kondisi anak menajdi hal yang penting bagi orang tua. Pasalnya, si kecil rentan terpapar virus maupun bakteri. Hal ini juga meliputi pengecekan dini apakah anak dalam kondisi prima atau memiliki kelainan.
Ada banyak kelainan genetik maupun nongenetik yang bisa timbul pada anak. Salah satunya adalah sindrom angelman. Kelainan ini memang terbilang sangat jarang terjadi, bahkan mengutip dari MedlinePlus, Senin (8/2) sekitar 1 dari 12.000 sampai 20.000 orang saja yang berpotensi memilikinya. Namun, bukan berarti tidak mungkin terjadi bukan?
Oleh karena itu, mom perlu mengenali tentang sindrom angelman pada anak agar segera dokter atasi jika buah hati punya gejala sindrom ini. Berikut pembahasannya.
Apa itu sindrom angelman?

Sindrom angelman merupakan kelainan genetik kompleks yang memengaruhi sistem saraf. Sebagian besar anak dengan sindrom ini sering mengalami kejang (epilepsi) dan berukuran kepala kecil (mikrosefalus).
Umumnya anak yang mengidap sindrom angelman mempunyai perilaku hiperaktif serta seringkali tersenyum ataupun tertawa. Tak jarang anak merasa kesulitan tidur. Seiring bertambahnya usia masalah tidur akan membaik, tetapi tidak dengan dampak cacat intelektual, kejang atau gagap bicara yang anak alami.
Karena itu, penderita sindrom ini bisa dibilang membutuhkan bantuan seseorang selama hidupnya. Anak yang terlahir dengan sindrom angelman mempunyai angka hidup sama seperti orang normal, akan tetapi kelainan ini tidak dapat disembuhkan begitu saja. Perlu pengobatan yang pada perkembangan anak.
Gejala yang muncul

Gejala sindrom angelman pada anak tidak bisa terlihat ketika baru lahir. Si kecil tampak normal dan bugar, namun pada usianya 6 hingga 12 bulan biasanya perkembangannya akan melambat. Bia dibandingkan dengan anak lainya tentu perbedaannya jelas terlihat.
Bukan hanya itu saja, masih ada gejala lain yang timbul dari sindrom ini, yaitu:
- Sering menjulurkan lidah.
- Rambut, kulit dan mata berwarna terang.
- Menunjukkan perilaku tidak biasa, seperti mengepakkan tangan dan mengangkat lengan ketika berjalan.
- Kulit terlihat pucat.
- Skoliosis.
- Sulit tidur.
- Sering tersenyum dan tertawa.
- Kesulitan berjalan dengan seimbang.
- Ukuran kepala kecil, bagian belakang juga rata.
- Kejang atau epilepsi.
Kapan harus ke dokter?

Melansir dari Mayoclinic, kebanyakan bayi ketika mengidap sindrom angelman tidak menunjukkan tanda ataupun gejala ketika lahir. Namun, biasanya buah hati akan mengalami keterlambatan perkembangan seperti terlambat merangkak, mengoceh hingga usia sekitar 12 bulan.
Bila anak mengalami komplikasi lain yang membahayakan, segeralah pergi ke dokter agar kamu mengetahui bagaimana solusi untuk permasalahan itu.
Itulah pembahasan mengenai sindrom angelman pada anak. Mulai sekarang perhatikan kondisi kesehatan si kecil ya, jangan biarkan Ia terserang kelainan seperti ini.