Skizofrenia merupakan gangguan yang melibatkan permasalahan pemikiran, emosi dan perilaku seseorang.
Pada anak-anak, gangguan ini menyebabkan halusinasi, delusi dan pemikiran abstrak yang tak ada artinya. Ini juga banyak terjadi pada anak usia di atas 13 tahun.
Pada dasarnya, skizofrenia anak sama halnya dengan yang terjadi dengan orang dewasa. Hanya saja, gangguan tersebut lebih dulu timbul sejak kecil dan berdampak ke perilaku dan pertumbuhan anak.
Lantas, apa saja gejala, penyebab dan kapan waktu yang tepat untuk ke dokter? Berikut pembahasannya.
Gejala yang timbul dari skizofrenia pada anak

Seorang anak laki-laki berumur 16 tahun melakukan percobaan bunuh diri di depan Polres Metro Jakarta Selatan pada Sabtu, 20 Maret kemarin. Menurut laporan, anak tersebut mengidap skizofrenia.
Peristiwa ini membuktikan bahwa anak perlu yang namanya perhatian dan kasih sayang orang tua. Untuk mencegah hal di atas terjadi, juga perlu mengetahui gejala yang timbul dari gangguan ini.
Meskipun setiap orang berbeda, berikut beberapa gejala atau tanda umum yang menunjukkan skizofrenia pada anak:
- Tidak dapat membedakan antara kenyataan atau mimpi.
- Sering mendengar hal tak nyata seperti bisikan.
- Kurangnya emosional saat berbicara.
- Penarikan diri dari teman atau keluarga.
- Emosinya mudah meledak.
- Tertundanya penggunaan bahasa.
- Penyerapan yang agak lambat.
- Bersikap apatis.
- Kesulitan tidur.
- Sering mengalami delusi.
Perlu diketahui, tidak semua anak yang mengalami gejala di atas mempunyai skizofrenia. Karena itu, pemeriksaan lebih lanjut ke dokter perihal pertumbuhan si kecil sangat perlu dilakukan.
Penyebab skizofrenia pada anak

Hingga kini, masih belum ada penelitian yang bisa membuktikan apa penyebab pasti dari gangguan pikiran ini.
Namun, ada spekulasi dari beberapa ahli jika skizofrenia anak muncul karena faktor di bawah ini:
- Faktor genetik, ini terjadi saat orang tua atau saudara kembar telah terlebih dahulu menderita skizofrenia. Pada saudara kandung, kemungkinan besar menular sebesar 40 persen.
- Faktor lingkungan, tak hanya dari dalam tapi luar juga bisa menyebabkan skizofrenia. Misalnya, saat ada infeksi prenatal, malnutrisi ibu hamil dan komplikasi kebidanan.
Adapun komplikasi yang dapat muncul kaitannya bila gangguan ini tidak segera teratasi dengan baik, seperti bunuh diri, depresi, melukai diri sendiri, sering cemas bahkan mengganggu kesehatan tubuh.
Lalu, kapan waktu yang tepat untuk ke dokter

Sulit untuk mengetahui apakah anak menderita skizofrenia. Sebab, anak-anak memang umum mempunyai imajinasinya sendiri.
Penting mengetahui kebiasaan anak mulai dari bangun tidur hingga tertidur lagi. Kunjungilah dokter bila buah hati mengalami gejala-gejala di atas.
Salah satu pengobatan yang umum diberikan pada anak yang mengidap skizofrenia ialah pemberian obat neuroleptik.
Obat tersebut berfungsi untuk mengelola delusi dengan baik. Konsultasikan juga ke dokter perihal efek samping dan jenis pengobatan lainnya yang lebih tepat untuk atasi gejala skizofrenia pada anak.