Kebanyakan perempuan sudah tahu harus menghindari alkohol maupun fast food agar cepat hamil. Namun, bagaimana dengan kucing?
Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa dari bulu kucing, perempuan bisa mengalami kemandulan.
Tapi, bisakah pernyataan tersebut dibuktikan, atau malah hanya sekadar mitos saja?
Agar tidak terjadi tumpang tindih informasi yang masih belum jelas asalnya, berikut OKEMOM berikan pembahasan mengenai bulu kucing terbukti menyebabkan kemandulan atau mitos belaka.
Mitos atau fakta tentang bulu kucing

Banyak orang di Indonesia yang sampai sekarang masih mempercayai bahwa bulu kucing dapat membuat perempuan jadi mandul.
Saking populernya pernyataan ini, akhirnya KOMINFO (Kementerian Komunikasi dan Informatika) mengeluarkan pernyataan bahwa bulu kucing bukanlah penyebab dari kemandulan.
Justru, parasit toxoplasma yang menjadi penyebab kemandulan terjadi. Biasanya, toxoplasma terdapat pada daging hewan mentah.
Melansir dari Babycentre, Minggu (21/2) kucing mempunyai parasit toxoplasma di bagian feses atau tinja. Jadi, perempuan yang punya rencana untuk hamil harus menghindari kotoran kucing, bukan bulunya.
Oleh karena itu, mulai sekarang jangan lagi bilang bulu kucing bisa buat seseorang mandul ya.
Apa itu toxoplasma?

Toxoplasma merupakan infeksi yang terjadi pada manusia dan disebabkan melalui parasit organisme bersel satu Toxoplasma gondii.
Jenis parasit ini kerap kali ada di daging mentah atau kotoran kucing. Meskipun tidak membahayakan orang biasa, tetapi bagi ibu hamil yang punya sistem imun rendah sangat rentan terinfeksi.
Akibatnya, calon buah hati dalam kandungan berpotensi mengalami keterlambatan dalam perkembangannya. Bahkan, pada beberapa kasus kondisi ini bisa membuat ibu hamil mengalami keguguran.
Lalu, bagaimana cara perawatannya untuk ibu hamil?

Bagi ibu hamil yang sudah terinfeksi toxoplasma, akan ada pemeriksaan terlebih dahulu oleh dokter.
Dokter akan memeriksa sudah sejauh mana dan dalam tingkat keparahan apa janin terinfeksi. Baru setelah itu, diberi tahu solusi yang terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Mengutip dari Healthline, kemungkinan besar pasien diberikan antibiotik terlebih dahulu. Sehingga, penularan pada janin bisa berkurang.
Penggunaan pirimetamin atau sulfadiazin juga dapat menjadi pengobatan toxoplasma, pada kehamilan trimester kedua dan ketiga.
Akan tetapi, umumnya penanganan ini akan dilakukan sebagai upaya terakhir. Sebab, efek sampingnya adalah penekanan sumsum tulang dan keracunan hati.
Oleh karena itu, lebih baik konsultasikan dengan tenaga media yang ahli dalam kasus ini.
Setelah mengetahui kebenaran dari bulu kucing menyebabkan kemandulan atau tidak.
Ada harapan ke depannya orang (terutama perempuan), bisa lebih berhati-hati lagi dalam menanggapi informasi yang belum terbukti dari mana asalnya. Dan, pastinya selalu konsultasikan dengan dokter kondisi sebelum dan saat kehamilan terjadi, demi mendapatkan informasi yang tepat.