Sembelit adalah masalah umum selama kehamilan. Hampir setengah dari semua wanita hamil akan mengalami sembelit dan masalah usus lainnya di beberapa titik tertentu.
Konstipasi (sembelit) ditandai dengan sulitnya buang air besar dan ibu hamil biasanya mengalami itu pertama kali selama kehamilan.
Di sisi lain, sembelit saat hamil bisa saja muncul kembali bila sebelumnya Mom pernah mengalami konstipasi yang cukup parah.
Untuk lebih tahu lebih lanjut, artikel ini akan membahas seputar konstipasi yang dialami ibu hamil, dari penyebab hingga cara penanganannya.
Penyebab Sembelit saat Hamil
Bicara soal sembelit saat hamil, mungkin kamu sebagai ibu muda pun bertanya-tanya apa sebenarnya yang menyebabkan kondisi tersebut. Tak lupa, bagaimana pula cara mengatasi konstipasi itu?
Dari segi medis, penyebab sembelit selama kehamilan tergantung pada tahapan kehamilan. Namun, ada beberapa penyebab umum sembelit selama kehamilan meliputi:
1. Hormon
Perubahan kadar hormon dapat memicu sembelit selama kehamilan. Itu karena selama masa kehamilan, peningkatan hormon progesteron wanita menyebabkan otot-otot tubuh jadi rileks, termasuk otot-otot usus.
Alhasil, usus membuat tinja bergerak perlahan melalui usus besar. Gerakan lambat itu menyebabkan usus besar menyerap terlalu banyak air, membuat tinja menjadi keras, kering dan sulit dikeluarkan.
2. Tekanan di rahim
Pada tahap akhir kehamilan, rahim yang terus berkembang dapat memberi tekanan pada usus, membuatnya lebih sulit untuk mengeluarkan feses melalui usus.
3. Vitamin prenatal
Vitamin prenatal mengandung zat besi yang tinggi, mineral penting yang diperlukan, terutama untuk mencegah anemia defisiensi besi.
Selain itu, vitamin prenatal membantu membangun darah ekstra yang dibutuhkan tubuh dan pertumbuhan janin selama kehamilan dan setelah melahirkan.
Buat kamu para ibu muda, sembelit selama kehamilan dapat dikenali dengan melihat beberapa gejala, sebagai berikut:
- Buang air besar jarang
- Buang air besar (feses) keras dan kering disertai rasa sakit dan mengejan kuat
- Pengosongan usus yang tidak tuntas
- Obstruksi usus atau penyumbatan
- Kurang dari tiga kali buang air besar setiap minggu
Cara Mengatasi Sembelit pada Ibu Hamil
Setelah mengetahui poin-poin di atas yang diindikasikan sebagai penyebab sembelit saat hamil, berikut pula gejala umum yang dialami, maka selanjutnya adalah bagaimana mengatasi konstipasi bagi ibu hamil.
Supaya terhindar dari kondisi seperti itu, ada baiknya ibu hamil mulai membuat beberapa perubahan gaya hidup agar sembelit yang dialami mereda atau bahkan tidak terjadi.
-
Konsumsi makanan kaya serat
Asupan serat makanan akan membantu dalam mengobati dan mencegah sembelit. Serat efektif melembutkan feses (tinja) dan memudahkannya untuk melewati usus.
Makanlah lebih banyak buah-buahan segar, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, buah plum, dan sereal dedak. Wanita hamil juga disarankan mengonsumsi 25 hingga 30 gr serat makanan per hari.
-
Minum banyak air
Penting bagi wanita hamil untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi selama kehamilan. Minum air putih yang cukup akan bantu proses buang air besar menjadi lebih lancar.
Sebagaimana orang dewasa pada umumnya, wanita hamil sangat dianjurkan minum air putih 10-12 gelas setiap hari.
-
Aktivitas fisik
Berolahraga secara teratur selama masa kehamilan akan membantu menjaga pergerakan usus tetap teratur. Kamu bisa coba dengan olahraga ringan seperti berjalan, berenang, atau berlatih yoga.
Terlepas dari itu, kamu tetap perlu membicarakan dengan dokter kandungan tentang latihan atau olahraga apa yang aman untuk kamu dan bayi di dalam kandungan.
-
Probiotik
Konsumsi minuman probiotik seperti yoghurt ternyata baik bagi ibu hamil. Itu karena probiotik mengubah flora usus dan meningkatkan fungsi usus lebih baik.
Terkait manfaat probiotik, sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi 300 gr yogurt probiotik per hari dapat membantu memperbaiki gejala sembelit selama kehamilan.
-
Pengobatan
Wanita hamil yang sering mengonsumsi vitamin prenatal dengan kandungan zat besi tinggi, dokter merekomendasikan untuk menggantinya dengan vitamin yang memiliki zat besi dosis rendah.
Jika perawatan tersebut ternyata tidak efektif, obat pencahar adalah terapi lini kedua. Namun, tidak ada cukup data tentang penggunaan dan keamanan obat pencahar dalam kehamilan.
Catatan:
Wanita hamil harus berkonsultasi dengan dokter sebelum meminum obat apapun untuk mengatasi sembelit saat hamil.
Sebisa mungkin jangan biarkan kondisi sembelit terjadi berulang-ulang dalam jangka waktu lama, apalagi sampai beberapa hari atau lebih dari 1-2 minggu.
Segera periksakan diri ke dokter kandungan bila sembelit disertai mual dan muntah, perut nyeri dan pendarahan dari rektum.