Pernah mendengar istilah hiperlaktasi pada ibu menyusui? Jadi, hiperlaktasi adalah kondisi ketika tubuh ibu menyusui menghasilkan ASI jauh lebih banyak dari yang dibutuhkan bayi.
Hiperlaktasi membuat ASI keluar dengan cepat dan deras sehingga sulit bagi si bayi untuk menyusu dengan nyaman. Kondisi hiperlaktasi sering juga disebut ASI bocor atau merembes.
Lalu, apa penyebab ASI bocor saat menyusui? Bagaimana pula cara mengatasinya bagi ibu menyusui? Selengkapnya, simak ulasan dalam artikel berikut ini.
Penyebab ASI Sering Merembes saat Menyusui
ASI bocor atau hiperlaktasi adalah hal biasa dan beberapa wanita mengalaminya selama menyusui. Biasanya terjadi selama beberapa minggu pertama setelah melahirkan.
Ketika mengalami hiperlaktasi, payudara mungkin sering bocor di pagi hari saat payudara penuh. Lebih tepatnya salah satu payudara, baik itu kiri maupun kanan.
Sangat normal bagi ibu baru mengalami kondisi ASI bocor atau merembes. Bagi beberapa ibu, hiperlaktasi kemungkinan tidak dianggap sebagai masalah, tetapi para ibu yang lain mungkin saja merasa tidak nyaman.
ASI yang bocor adalah pertanda baik. Itu artinya, payudara kamu memproduksi banyak ASI untuk bayi.
Payudara akan bocor ketika ada suplai ASI berlebihan atau ketika hormon oksitosin memicu sel-sel otot di payudara kamu untuk mengeluarkan ASI (refleks let-down).
Selain itu, ada faktor penyebab lain yang membuat ibu lebih mungkin mengalami kebocoran ASI. Namun, alasan berikut ini masih belum banyak disadari, di antaranya:
- Payudara mungkin bocor ketika kamu mendengar bayi menangis atau memikirkan si bayi.
- Saat menyusui, kamu sering menggunakan salah satu payudara saja. Sementara, payudara satunya lagi tidak. Inilah yang memungkinkan kamu mengalami hiperlaktasi.
- Saat kamu mandi air hangat, itu akan membantu ASI mengalir lebih mudah yang bisa menyebabkan ASI bocor.
- Di sisi lain, ASI pun bisa bocor saat berhubungan seks.
Hubungan ASI Bocor (Hiperlaktasi) dengan Seks
Hormon oksitosin dilepaskan selama stimulasi payudara dan orgasme saat berhubungan seksual suami-istri. Oksitosin ini adalah hormon yang sama yang memicu aliran ASI selama menyusui.
Di samping itu, seorang ibu menyusui akan sangat mungkin memiliki refleks let-down ketika dia mengalami orgasme saat berhubungan seks.
Jika payudara bocor membuat kamu tidak nyaman, ada baiknya komunikasikan dengan pasangan, memberi bayi ASI, memompa ASI sebelum berhubungan seks, atau memakai bra khusus menyusui yang membantu menahan ASI merembes.
Berapa Lama Periode Hiperlaktasi Terjadi?
Seorang ibu paling banyak mengalami ASI bocor selama beberapa minggu pertama menyusui dan kemudian butuh beberapa waktu bagi tubuhnya untuk menyesuaikan diri dengan cara bayi menyusu.
Selain itu, tubuh setiap wanita berbeda. Oleh karena itu, kondisi hiperlaktasi dapat terus berlanjut selama menyusui dan selama masa penyapihan.
Dalam beberapa pengalaman juga ditemukan bahwa ibu menyusui mengalami kondisi produksi ASI begitu deras dan kemudian berhenti setelah lewat 6-10 minggu pertama masamenyusui.
Cara Mengatasi ASI Bocor (Hiperlaktasi) saat Menyusui
Pertanyaan berikutnya yang pasti terlintas bagi ibu menyusui adalah bagaimana cara mengatasi ASI bocor tersebut? Apakah akan berhenti dengan sendirinya?
Dari berbagai sumber disebutkan bahwa menyusui bayi sesering mungkin cenderung membuat payudara menjadi terlalu penuh hingga merembes.
Karena itu, cobalah untuk menyusui atau memompa ASI setiap hari dan jangan melewatkan jam-jam menyusui bayi.
Lalu, coba letakkan tisu atau bantalan payudara di dalam bra khusus menyusui, guna menyerap air susu dari payudara yang hampir kepenuhan.
Pastikan juga untuk mengganti pembalut payudara kamu setiap hari saat sudah lembap untuk mencegah nyeri pada puting atau infeksi sariawan.
Kamu juga disarankan untuk tetap memeras ASI sebelum payudara terlalu penuh. Nantinya, ASI yang sudah dipompa tersebut dapat dibekukan atau disimpan di dalam lemari es.
Saat kamu merasakan sensasi kesemutan atau perasaan penuh seakan ASI segera keluar dari payudara, tekanlah puting untuk menghentikan ASI yang mengalir. Kamu dapat melakukannya dengan menekan telapak tangan secara lembut ke puting.
Tak ketinggalan, kenakan pakaian berpola dan berlapis agar kebocoran payudara tidak terlalu terlihat. Terlebih, jika kamu akan pergi ke luar rumah.
Catatan:
Konsultasikan segera dengan dokter jika kamu mengalami situasi berikut:
- Jika ASI bocor dari payudara dan isinya mengandung darah.
- Jika kamu terus mengeluarkan ASI setelah tiga bulan dari masa penyapihan bayi kamu.
- Jika ASI yang bocor membuat kamu sulit menyusui bayi.
- Payudara terasa sakit, nyeri dan menggumpal.
Nah, itulah pembahasan tentang hiperlaktasi atau kebocoran ASI karena produksinya sangat cepat dan deras selama masa ibu menyusui. Semoga bermanfaat bagi kamu ya, Mom.