Berhubungan intim setelah melahirkan mungkin ragu mom lakukan. Apalagi biasanya, kondisi fisik dan emosional perempuan seringkali berubah. Rasa percaya diri pun menurun mengingat bentuk tubuh juga mengalami perubahan.
Pertimbangan lainnya juga berkaitan dengan nyeri pada luka bekas persalinan, kelelahan hingga kurang tidur karena rutinitas sebagai ibu baru. Hal-hal semacam itu pada akhirnya membuat perempuan takut untuk bercinta setelah melahirkan.
“Setelah hamil dan melahirkan, seringkali emosi tidak stabil saat berhubungan seks. Perubahan tubuh dan hormon meredam keinginan perempuan untuk berhubungan seks,” kata pakar seks Betthany Bethany Ricciardi di TooTimid, dilansir She Knows.
Lalu, apakah berhubungan seks setelah melahirkan memang aman dilakukan atau tidak, ya? Untuk lebih tahu, simak ulasan OKEMOM berikut ini!
Berhubungan seks pascapersalinan menurut pakar

Mengutip Mayo Clinic, tidak ada ketentuan khusus dari dokter atau bidan terkait anjuran tidak boleh bercinta setelah persalinan. Apabila melahirkan normal, perubahan hormon bisa membuat vagina lebih cepat kering dan lembut.
Umumnya, berhubungan intim pascamelahirkan boleh dilakukan. Akan tetapi, waktu terbaik yang dianjurkan yaitu setelah masa nifas habis, sekitar 3-6 minggu. Ini penting diperhatikan karena luka pada rahim butuh waktu sampai benar-benar pulih.
Beberapa pendapat juga menyebutkan bahwa masa nifas perempuan terhitung 40 hari setelah melahirkan. Pada fase ini, rahim perlahan akan kembali ke ukuran semula sebelum kehamilan. Jadi, menunda berhubungan intim sampai masa nifas berakhir adalah cara terbaik.
Jika memaksakan berhubungan di masa nifas, potensi mengalami gangguan kesehatan semakin besar dan menimbulkan dampak buruk bagi ibu, diantaranya:
1. Infeksi
Darah dan gumpalan jaringan dari sisa-sisa kehamilan akan keluar selama masa nifas. Hubungan seksual di masa ini menjadi peluang bagi kuman untuk masuk dan berkembang biak cepat. Apalagi, jika kebersihan area kewanitaan kurang terjaga baik.
2. Jahitan robek
Hubungan intim pada masa nifas berpotensi menyebabkan jahitan persalinan robek, terutama bagi ibu yang melahirkan normal. Hal tersebut dikarenakan luka belum pulih sempurna. Bahkan, satu gesekan ringan pun berisiko merobek jahitan.

3. Nyeri saat berhubungan
Rasa nyeri menjadi keluhan yang paling sering dialami perempuan ketika melakukan hubungan seksual setelah melahirkan. Kondisi ini disebut dispareunia. Faktor penyebabnya karena ada kekeringan di bagian vagina.
Rutinitas ibu yang padat dan kurang istirahat karena terus terjaga selama merawat bayi dapat menurunkan libido (hasrat seksual) dan menyebabkan vagina kering.
4. Emboli paru
Gangguan kesehatan ini jarang terjadi. Meski begitu, emboli paru tidak bisa dianggap sepele. Emboli atau gumpalan paru yang lepas ke pembuluh darah vital seperti jantung, paru dan otak, bisa berakibat fatal hingga mengakibatkan kematian mendadak.
Nah, itulah penjelasan OKEMOM seputar berhubungan seksual pascamelahirkan yang bisa mom jadikan pertimbangan.
Ada baiknya, pasangan suami istri menunda waktu yang tepat untuk mulai berhubungan saat masa nifas selesai, setidaknya di 4 minggu pertama setelah persalinan. Terkait hal ini, mungkin bisa dibicarakan langsung kepada suami agar saling memahami.